Senin, 06 April 2015

Point Penting dalam Reformasi Birokrasi

Kita tahu bahwa saat ini sedang ramai-ramainya bagaimana reformasi birokrasi itu didengungkan. Akan tetapi kita juga tidak jarang menemui bahwa para pelaku reformasi baik dari kalangan eksekutif maupun legislative sendiri juga terkadang kebingungan ketika membicarakan apa yang akan dilakukan dalam reformasi birokrasi. Berangkat dari permasalahan tersebut Pattiro Surakarta  sebagai Lembaga Swdaya Masyarakat (LSM) melakukan Fokus Grup Diskusi (FGD) Koalisi  dengan peserta dari perwakilan masyarakat dampingan, LSM, tokoh masyarakat, akademisi dan wartawan dengan tema “Sharing regulasi proses perencanaan, penganggaran untuk penilaian kinerja aparatur birokasi di Kota Surakarta”.
            Dalam FGD yang diselenggarakan Pattiro Surakarta di Hotel Sarila Solo, Sabtu, (31/5/2014) dalam rangka mendorong reformasi birokrasi ini menghasilkan beberapa point penting yang perlu dilihat dalam reformasi birokrasi.            Point penting itu dibagi menjadi dua kelompok yaitu: pertama, bagaimana mendorong reformasi birokrasi. Dan yang kedua tawaran atau sistem apa yang akan dinilai dalam reformasi birokrasi.
            Bagaimana Mendorong Reformasi?
            Dalam mendorong reformasi ada sekitar 30-an point penting yang disepakati peserta. Antara lain: 1. Bagaimana masyarakat sipil bisa menilai reformasi birokrasi. 2. Daerah tidak boleh memunculkan anggaran yang tidak sesui dengan Renja yg dibuat. 3. Banyak anggaran yang hilang dari pengawasan. 4. Anggaran sering tidak sesuai dengan rencana yang dibuat. 5. Masyarakat punya hak mewarnai perencanaan karena APBD/N karena itu juga uang rakyat, maka tingkatkan capacity building masyarakat.
Terus point 6 tentang bagaimana masyarakat mau aktif ikut mengawasi kalau DPRD yang bertugas saja tidak bergerak. 7. Seringkali tidak sinkron antara dokumen rencana dengan turunan kegiatan. 8. Dalam RB masyarakat sering hanya jadi obyek. 9. Banyak anggota dewan yang tidak tahu tugasnya,sering tidak melakukan keputusan anggaran. 10. Anggaran dibelanjakan tapi tidak manfaat padahal besar. 11. Konsistensi perencanaan yang terjadi masyarakat hanya usul tapi tidak diawasi.
12. Kekuatan politik itu sangat kuat sekali mempengaruhi pemerintah membuat perencanaan. 13. Seringkali SKPD meminta anggaran yang mereka susun. 14. Untuk membangun konsistensi usulan maka harus berani berhadapan dengan politik. 15. Susah sekali jika masyarakat tidak mempunyai orang lapangan sehingga cenderung hanya menerima apa adanya meski tidak sesuai. 16. Bagaimana kita bisa mempengaruhi skpd untuk melihat kemiskinan masyarakat.
            17. Perencanaan tehnokratis itu bisa kita masuki,beberapa program yang massif itu coba kita masuki. Regulasi seringkali bagus tapi implementasinya tidak sesuai. 18. Di antara  SKPD sendiri juga seringkali terjadi pertarungan internal terhadap suatu program. 19. Kita bisa melihat dengan SDM apakah dia pas ditempatkan ddalam kedudukannya itu bisa kita nilai. 20. Minimnya data yang dimiliki oleh pemerintah kenapa mereka bisa buat program  backgroudnya apa.
            21. Masyarakat datang sering hanya  diminta mengamini usulan pemerintah. 22. Ada peluang masyarakat di tata organisasi, 23 . Melakukan monev bukan hanya pada pelakasanaan program tapi juga dalam penyusunan program. 24. Di internal PNS itu juga seringkali ada kontra antara diri sendiri dan birokrasi walau tidak sesuai tetap dijalani. 25. Ketika kesenjangan semakin melebar maka kesempatan yang dipakai masyarakat itu semakin sedikit ke pemerintah. 26. Adanya politisasi birokrasi.
            27. Mindset SKPD yang paling berjasa sering terjadi padahal itu salah memaknainya. 28. Banyak anggaran termasuk kecil saja diselewengkan tentu kalau yang besar lebih besar lagi diselewengkannya. 29. Kita masyarakat bisa bergerak kalau sering bertemu dan saling tukar informasi bisa jadi kekuatan. Dan yang terakhir banyak regulasi yang justru menyerang masayarakat bukan melindunginya.
      Tawaran atau pilihan sistem untuk menilai birokrasi
            Setelah meilihat point penting mendorong reformasi birokrasi ada beberapa tawaran point penting atau pilihan system untuk menilai birokrasi. Antara lain: Kemandirian kota dalam ekonomi seperti apa. Melihat program-program yang dilakukan. Melihat peraturan yang sering tumpang tindih. Memotret program yang dilakukan pemerintah (contoh ambilprogram 4-5 program agar kita bisa menunjukkan.
            Kita bisa melihat angka kapitalis kotor/murni (ini bisa diambil dari permendagri No.59 tahun 2010).  Melihat permendagri peluang-peluang apa yang bisa kita ambil eks dekat dengan SKPD. Ketika melakukan audit sosial itu juga melihat angka kemiskinan. itu juga dibuat kerangka target-target yang lebih tinggi dari pemerintahan. 
           
            Oleh: Sulatri

            Pegiat Pattiro Surakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar