|
Khabibi |
Seusai
kegiatan pembelajaran analisis anggaran yang telah diselenggarakan oleh
PATTIRO Surakarta di Bandungan,
Semarang. Menjadi penting, PATTIRO Surakarta menindaklanjuti kegiatan yang
sudah dilaksanakan tersebut. Untuk melanjutkan kajian secara lebih mendalam dan
memberikan harapan bagi publik untuk lebih kritis. Dan dapat memberi penilaian
tentang kebijakan penganggaran Kota Surakarta, maka digelarlah diskusi
komunitas “merunut mata rantai kebijakan penganggaran Kota Surakarta”, oleh
Pattiro Surakarta di Hotel Sahid Kusuma
Solo, Jumat, (24/10/2014).
Kajian
kebijakan penganggaran pada pertemuan ini, berkaitan secara lebih mendalam
tentang Penganggaran seperti RPJMD
2012-2014, RKPD, KUA, PPAS dan APBD. Kajian ini didesain sedemikian rupa dengan
melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan, mendorong reformasi
administrasi dan menjadi progam wacana ke publik yang seringnya hanya mengikuti
MUSRENBANG terhenti pada tingkat kota. Melalui
kajian ini publik kedepannya bisa dilibatkan dalam mengawal kebijakan yang akan
dicanangkan oleh Pemerintah Kota Surakarta.
Harapan dari pertemuan ini,
mendorong publik untuk belajar dengan kaitannya proses perencanaan dan
penganggaran progam pemerintah kota apakah progam yang dicanangkan mempunyai
nilai efektif atau tidak, seperti contohnya pembelian transportasi jaladara
dari sisi anggaran dan pendapatan yang diperoleh. Agar menjadi dasar kajian,
dokumen-dokumen satu dengan lainnya. Seperti RPJMD, RKPD, KUA-PPAS dan APBD di
integrasikan. Tujuan integrasi ini agar memudahkan untuk dianalisis dan dapat
diketahui tingkat konsistensinya.
Dasar kajian adalah berdasar data
tahun 2012-2014, dengan integrasi dokumen RPJMD-RKPD, RKPD-KUA-PPAS, KUA-PPAS
dengan APBD. Dengan dicontohkan di dokumen A ada tetapi di dokumen B tidak ada
bagaimana menganalisisnya, Pertama, mengenai dokumen RPJMD kesehatan yang dikaitkan
dengan RKPD berhubungan, kemudian turun ke KUA-PPAS berhubungan kemudian dikaitkan dengan APBD
kesehatan tidak berhubungan. Jadi, alur dari integrasi memang harus runut untuk
menjadi dasar agar dapat dianalisis.
Dengan melalui proses kajian, Hasil dari
analisis tersebut menurut Adi (MPPS), di dalam dokumen RKPD tidak teruraikan
dengan jelas dan tidak sesuai dengan RPJMD dalam KUA-PPAS dijabarkan dalam 20
kegiatan. Dan APBD hanya menjelaskan lebih kepada operasionalnya. Menurut alif
(PATTIRO), dalam konteks mengenai anggaran tidak dapat diganti-ganti pada
belanja tidak langsung. Sebab negara/pemerintah itu selalu mendahulukan
kepentingan pegawainya, apabila
disebutkan untuk PAD Tahun 2015 mengenai belanja tidak langsung besarannya
64% kita biarkan saja yang menjadi intervensi kita yaitu pada belanja langsung
30%. Dari poin-poin yang sudah disebutkan tentu menyikapi atau dicari satu hal
yang bermasalah dan tidak mungkin mempengarui semua anggaran. Alokasi SKPD kita
ambil yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, bisa sektor kesehatan,
pendidikan atau sektor-sektor lainya yang saling tumpang tindih.
Kedepannya harus menentukan satu isu
seperti proses membuat kebijakan di Solo seperti Sektor SKPD apa yang menjadi
pencapaian program pemerintah Kota Surakarta di dalam proses belajar mengenai
anggaran itu kita juga harus mempunyai referensi di kota/kabupaten lainnya
bukan hanya di Surakarta seperti membaca trend APBD dari tahun 2012-2015
seperti apa, ketika trennya naik dibandingkan dengan kebutuhan masyarakatnya.
Minimal kedepan ada pencapaian target yang diharapkan bersama.
Pada akhir diskusi tersebut
dapat disimpulkan bahwa perlu ada kajian lebih lanjut, sehingga diskusi
mengenai penganggaran yang kompleks lebih bisa ditekankan dengan mengerucut
pada pemahaman yang memberikan asumsi bahwa masyarakat dapat mengawal
progam-progam penganggaran apakah mempunyai nilai efektifivitas atau tidak dari
pemerintah kota surakarta. Dimana mayarakat dilibatkan secara langsung dalam
pembuatan kebijakan. Forum ini diselenggarakan, agar masyarakat mempunyai
kesempatan menetapkan alokasi sumber daya yang ada, membuat prioritas kebijakan
sosial dan memantau belanja anggaran publik.
Oleh: Achmad
Khabibi – Pegiat Fosminsa,
Magang di Pattiro
Surakarta