Dwi Wisnu Wardana |
Sering terjadinya salah sasaran program bantuan
sosial di Kota
Solo
adalah salah satu dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kota Solo dewasa ini. Kurangnya pemahaman masyarakat terkait dengan proses mekanisme
pendataan atas program – program bantuan sosial yang ada disinyalir menjadi
sebab kurang aktifnya partisipasi masyarakat dalam proses pengawalan pendataan
penerima bantuan sosial di masyarakat. Disamping Pemkot yang terkesan kurang
proaktif dalam melakukan pendataan masyarakat miskin untuk menyalurkan bantuan
sosial warganya. Hal ini dinyatakan pada sesi awal diskusi analisis program
jaminan kesehatan kota solo yang diselenggarakan PATTIRO Surakarta di Hotel
Indah Palace, Selasa, 1 Juli 2014
Diskusi yang dilakukan PATTIRO bersama komunitas diantaranya menyebutkan bahwa Pemkot cenderung
lebih menuntut masyarakat untuk proaktif ‘memiskinkan diri’ kepada Unit yang
bertanggungjawab demi mendapatkan bantuan ketimbang memilih untuk melakukan
pendataan langsung kelapangan. Padahal dengan terjun langsung kelapangan sangat
dimungkinkan Pemkot Solo akan dapat memiliki data valid masyarakat miskin,
tanpa menunggu mereka mengaku-aku. Data valid warga miskin tersebut dapat dijadikan sebagai data utama untuk
mendistribusikan jaminan sosial lainnya, seperti: PKMS, BPKMS, Raskinda, dan
RTLH.
Dalam Keterangannya Andwi Joko selaku Direktur PATTIRO sekaligus Fasilitator dalam
diskusi kali ini menyampaikan bahwa banyak masyarakat yang tidak mengetahui
pendataan yang dilakukan Pemkot
selama
ini. Padahal penting bagi maasyarakat untuk dapat memahami mekanisme
pendaftaran dan disetujuinya pendapat bantuan sosial tersebut. Sehingga
masyarakat akan tahu permasalahan yang muncul dari rumitnya pendaftaran dan
tidak transparannya proses disetujuinya pendapat jaminan sosial. Peserta
diskusi juga mengharapkan Pemkot Surakarta harus juga melakukan up dating data kepesertaan program PKMS Gold dan menginformasikan kepada
stakeholder terkait. Indikator yang menjadi penilaian ketika home visit sebagai proses verifikasi
juga perlu dibuka sehingga masyarakat akan lebih antusias berpartisipasi untuk
mengawal proses pendataan tersebut.
Dari diskusi ini setidaknya ada tiga permasalahan
yang dirasa sangat mempengaruhi ke efektifitasan program bantuan sosial di kota
Solo. Pertama; masih dirasa kurangnya sosialisasi terkait dengan informasi program
bantuan sosial yang ada (PKMS, BPKMS, RTlLH dan Raskinda), Kedua; Masyarakat
tidak tahu indikator (kategori) serta kriteria miskin untuk mendapatkan bantuan
sosial tersebut, Dan yang Ketiga adalah; Tidak terkelolanya dengan baik
‘database warga miskin’ di Solo secara integral.
Berangkat dari sebuah realita sosial terkait dengan
semakin tingginya upaya negara untuk dapat mensejahterakan rakyat melalui
program program nya, maka dianggap perlu dan mutlak dibutuhkan partisipasi
masyarakat untuk dapat bersama mengawal dan memastikan bahwa program yang ada
dapat dirasakan masyarakat. Dengan keterlibatan masyarakat ini diharapakan
selain mensejahterakan rakyat juga sekaligus merupakan pendidikan terhadap
masyarakat dalam kehidupan bernegara.
Oleh
: Dwi Wisnu Wardana
Pegiat Magang
PATTIRO Surakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar