Kita
tahu bahwa SMA N 4 Surakarta yang berlokasi di daerah Manahan ini menjadi
sekolah incaran (unggulan) para siswa untuk melanjutkan pendidikan menengah di
Kota Solo. Banyak yang menyanjung sekolah ini bisa tetap mempertahankan mutunya
dengan baik meskipun menolak jadi RSBI (sebelum dicabut oleh MK). Ternyata
salah satu hal penting yang dilakukan adalah adanya ruang partisipasi &
juga tranparansi mengenai anggaran di sekolah.
Hal
ini diungkapkan oleh Unggul.S, Kepala SMA N 4 Surakarta dalam acara “Hearing Masyarakat
Peduli Pendidikan Surakarta (MPPS) Membangun Pendidikan Solo Lebih Baik” di SMA
N 4 Surakarta, Sabtu, 2 Februari 2013 . beliau menjelaskan bahwa SMA N 4
surakarta berusaha untuk membuka partisipasi untuk kemajuan sekolah. Bukan
hanya haknya kepala sekolah tapi juga hak semua komponen yang ada di sekolah
tersebut juga masyarakat baik orang tua siswa, alumni, komite sekolah maupun
stakeholder yang ingin membangun bersama sekolah tersebut lebih baik.
Masalah
tranparansi anggaran juga didorong di sekolah ini. Rencana Anggaran Kegiatan
Sekolah (RAKS) bukan hal tabu untuk diketahui publik, bukan hanya diketahui
pihak sekolah saja. Di SMA N 4 Surakarta setiap tahun ada pleno yang melibatkan
seluruh orang tua siswa. Nah diforum ini biasanya dibagi dokumen RAKS dan
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) untuk kelas II & III. Para peserta
dipersilahkan untuk bisa memberikan masukan dan pengritisan terhadap dokumen
tersebut.
Untuk
RAKS sendiri di SMA N 4 Surakarta bukan hanya ada dimiliki oleh kepala sekolah
tapi juga ada di masing-masing wakasek dan ada juga di ruang guru. Hal ini
untuk mempermudah sosialisasi terhadap berbagai agenda yang direncanakan oleh
sekolah.
Sebenarnya
banyak hal yang bisa dipelajari dari sekolah tersebut untuk dikembangkan di
Sekolah yang lainya, Jelas Unggul.S yang didampingi wakil kepala sekolah dan
para pendidik dan karyawan yang mengurusi layanan pendidikan, kurikulum maupun
kesiswaan dalam diskusi tersebut. Ternyata ada berbagai cara yang dilakukan SMA
N 4 Surakarta untuk mempertahankan kelebihan sekolah.
Diskusi Rutin MPPS di Kator Pattiro Surakarta |
Pertama adalah metode partisipasi, berbagai
kebijakan sekolah itu bukan hanya bergantung kepada kepala sekolah tapi juga
membuka ruang partisipasi kepada komponen yang ada di sekolah khususnya guru
dan juga masyarakat luas termasuk komite sekolah. Kedua selektif terhadap anak pindahan dari sekolah lain agar lebih
mengelola siswanya. Ketiga seletif
terhadap penerimaan Komite Sekolah. Keempat, ada kerjasama yang baik antara
komite sekolah dan pihak sekolah. Para anggota komite sekolah berani menentang
kebijakan sekolah jika itu tidak membantu kemajuan sekolah terutama untuk
siswa. Kelima, adanya pemimpin yang konsisten terhadap
integritas dan juga mempunyai jiwa besar untuk membangun sekolah. Nah dalam hal
ini memang lebih tertuju kepada kepala sekolah.
Keenam, adanya pembagian kerja yang jelas
terhadap para pendidik dan karyawan yang ada di sekolah sehingga pembagian
kerja bisa berjalan dengan baik. Ketujuh,
adanya subsidi bagi orang yang tidak mampu bahkan ada pembebasan SPP maupun
biaya LKS. Kedelapan adanya jaringan
dengan alumni yang cukup baik yang ikut membantu berbagai kebutuhan sekolah
seperti persoalan biaya.
Kesembilan, adanya pengawasan yang cukup ketat
terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan dalam organisasi siswa yang ada di
sekolah tersebut. Jadi kegiatan yang kurang menunjang pendidikan siswa atau
resikonya juga besar juga tidak perbolehkan. Kesepuluh, adanya tranparansi anggaran sekolah kepada masyarakat
khususnya orang tua siswa. Kesebelas, ada kedekatan dengan media massa sehinga
mudah intuk sharing informasi ke masyarakat. Kesebelas, tidak menggunakan jam
pelajran untuk rapat dan kegiatan diluar mengajar. Kedua belas menarik SPP
sesuai BOSP Surakarta. Dan yang terakhir adalah mempersilahkan pemanfaatan
fasilitas SMA N 4 Surakarta untuk masyarakat selama tidak menganggu jam
pelajaran.
Dalam
diskusi tersebut dari MPPS yang hadir ada
Hastin Dirgantari, koordinator MPPS, Pardoyo, Wartawan Solopos, Aniek dari
Ekasita, Anita dari Fatayat dan penulis sendiri serta para Mahasiswa BEM FKIP
UMS. Sementara banyak anggota MPPS yang lain ijin tidak bisa ikut karena sedang
ada keperluan.
Oleh Sulatri
Pegiat Pattiro Surakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar