Itulah salah satu hal yang cukup santer diungkapkan dari Stakeholder Pattiro dalam seminar “Konsultasitasi Publik, Pattiro Surakarta, Menuju Dasawarsa Kedua”, Senin, 4 Oktober 2010 di Graha Nikat Rasa Surakarta. Selain itu Pattiro diharapkan bisa menyajikan akan informasi-informasi kebijakan public khususnya anggaran yang mudah dipahami masyarakat.
Memang banyak diakui bahwa Pattiro itu seringkali tampil di media massa. Di Surakarta masih jarang NGO yang bisa tampil media massa. Padahal dalam hal advokasi mereka juga tidak kalah dengan Pattiro. Ini salah satu hal yang bisa menjadi positif sekaligus negative.
Positif artinya bisa bisa bersinergi dengan Media (ajang Publikasi & kerjasama). Negatifnya jika kita seringnya tampil dimedia hanya menjadi selibritis artinya tidak bisa mengarahkan media tapi cenderung ajang konsumsi media sehingga greget advokasi kita terlantarkan.
Dalam kegiatan tersebut Pattiro mengundang Nara Sumber Ir Joko Widodo (Walikota Surakarta) tidak hadir karena sedang bersamaan agenda yang lain, KH Dian Nafi’, Pendiri Pattiro Surakarta dan juga Pimpinan PP Mahasiswa Al Muayyad Windan. Dan juga Rakhmat Wahyudi (Akuntan Publik di Kota Solo)